TALIABU – Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, bakteri penyebab difteri dapat mengeluarkan racun yang merusak jantung, ginjal, atau otak.
Belum lama ini, seorang bocah di Ternate yang berusia 4 tahun dinyatakan meninggal dunia dan di nyatakan positif terinfeksi wabah difteri. Setelah itu, 2 kasus serupa juga ditemukan di Kelurahan Kalumata pada 8/9/2025.
Akibat dari kasus – kasus ini, dilansir dari Malutpost Dinas Kesehatan wilayah Ternate menyebutkan Kota Ternate darurat difteri.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Dinas Kesehatan Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly saat dikonfirmasi media ini, mengatakan pihaknya belum menerima satupun aduan atau laporan terkait dengan wabah yang terjadi seperti di Kota Ternate itu.
“Belum ada laporan masuk terkait itu”, ujar Kadinkes singkat, saat dikonfirmasi via Whatsaap pribadinya, 13/92025.
Kadinkes menghimbau, jika ada masyarakat mengalami gejala tersebut segeralah ke fasilitas kesehatan terdekat atau petugas kesehatan agar segera ditangani.
“Pentingnya menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya,” pintanya.
Penyebab dan Faktor Risiko Difteri
Dilansir dari Alodokter.com, Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria, yang dapat menyebar dari orang ke orang. Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi jika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.
Difteri dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terserang difteri akan lebih tinggi pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap. Selain itu, difteri juga lebih berisiko terjadi pada orang yang:
1. Tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya
2. Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri
3. Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS.
Gejala Difteri
Gejala difteri muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Meskipun demikian, tidak semua orang yang terinfeksi difteri mengalami gejala. Apabila muncul gejala, biasanya berupa terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel penderita.
Selain lapisan abu-abu di tenggorokan, gejala lain yang dapat muncul meliputi :
1. Sakit tenggorokan
2. Suara serak
3. Batuk
4. Pilek
5. Demam
6. Menggigil
7. Lemas
8. Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.