TALIABU– Pekerjaan jalan rabat beton milik dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Pulau Taliabu, yang dilaksanakan di Desa Baringin ke Nggele dan Nggele  ke Lede kini terhenti.

Terhentinya proyek tersebut lantas menjadi pertanyaan besar disejumlah kalangan masyarakat di Taliabu. Ada apa ? padahal, proyek yang menelan dana hingga 22 Miliar ini dianggarkan pada tahun 2022.

Gagalnya dua proyek  jalan rabat beton ini sama halnya dengan gagalnya Kadis PUPR Taliabu Suprayidno, dalam merealisasikan janji Bupati Pulau Taliabu kepada masyarakat Pantai Taliabu Utara.

Bupati Taliabu sebelumnya sudah meminta kepada Kadis PUPR untuk merencanakan pekerjaan rabat beton dan menyelesaikannya, agar masyarakat yang ada di Taliabu Utara dapat menikmati akses jalan ke Ibu Kota Taliabu dengan aman, tetapi proyek tersebut tidak diselesaikan hingga kini.

Menanggapi  sejumlah masalah pembagnunan yang ditimbulkan oleh kinerja Kadis PUPR Taliabu, forum Gerakan Mahasiswa Taliabu Menggugat  (FORMAT)  menggelar unjuk rasa di dinas PUPR Kabupaten Pulau Taliabu Kamis (10/8/2023).

Dalam aksi tersebut, salah satu orator yakni  Asis Armin, menyoroti soal anggaran pinjaman 115 Miliar Pemerintah daerah yang  dialokasikan 49 miliar untuk dinas PUPR, yang termuat dalam pagu anggaran tahun 2023, namun  sampai menjelang 10 bulan proyek-proyek yang ada di baringin-nggele dan nggele-lede saja tidak kunjung di selesaikan.

“Pembangunan yang sampai hari ini menuai polemik, salah satunya proyek yang ada di Baringin-Nggele, Nggele-Lede. Kalau peminjaman tersebut untuk percepatan pembangunan, pembangunan yang mana,” Tanya Asis.

Ia mengakatan kalau pinjaman itu untuk percepatan pembangunan, kenapa realisasinya di lapangan tidak ada. 10 bulan berjalan sejak bulan Oktober 2022 ini yang menuai polemik di kita masyarakat karna kadis PUPR tidak becus dalam melaksanakan visi misi dari bupati itu sendiri, ungkapnya.

***

Jurnalis: Dedi