TALIABU- Telaga Likitobi mungkin belum begitu familiar untuk  masyarakat Maluku Utara Namun, jangan salah, telaga berair asin di Kabupaten Taliabu ini adalah salah satu air Asin  terbesar di wilayah tersebut.

Terletak di Kecamatan Taliabu Barat, Telaga Likitobi menghubungkan dua desa yang indah, Holbota dan Kawalo. Dengan panjang hampir mencapai 7 kilometer dan lebar mencapai 2 kilometer, telaga ini mempesona.

Tidaklah mengherankan bahwa untuk menjelajahi seluruh keindahannya, kita membutuhkan perahu atau rakit bermesin, karena upaya dayung akan memakan waktu yang sangat lama dan melelahkan.

Telaga Likitobi bukan hanya sekadar air asin yang luas. Di dalamnya, terdapat dua pulau yang menghiasi keindahannya, yaitu Pulau Nusa Raden dan Pulau Nusa Jaha.

Meskipun begitu, sayangnya, tidak semua penduduk Pulau Taliabu pernah menjelajahi keajaiban ini. Hal ini disebabkan oleh ukuran pulau yang besar dan infrastruktur jalan yang belum sepenuhnya terkoneksi.

“Telaga Likitobi memiliki sejarah unik dalam penamaannya. Awalnya, telaga ini dikenal dengan nama Aketobi, yang konon diberikan oleh tamu dari Kesultanan Ternate saat berkunjung ke Kawalo,” ujar Kiswanto Umasangadji, Ketua Adat Desa Kawalo, menjelaskan evolusi ini.

Seiring berjalannya waktu, lanjut Kiswanto, nama Aketobi berubah menjadi Likitobi, yang memiliki arti “teluk yang masuk.”

Selain menjadi daya tarik wisata, Telaga Likitobi juga menjadi mata pencaharian bagi penduduk setempat. Mereka menjaring ikan, memancing, mengambil kepiting, dan menyediakan layanan transportasi rakit bagi warga yang ingin menyeberang.

“Saat musim ombak melanda selama enam bulan, Telaga Likitobi menjadi sumber utama pendapatan mereka, dengan beragam ikan dan kepiting yang melimpah,” jelasnya.

Menurut Kiswanto, tidak hanya ikan dan kepiting, tetapi juga sotong atau cumi-cumi yang dapat ditemukan di telaga ini.

Meski begitu Telaga Likitobi  di Kabupaten Pulau Taliabu  ini adalah tempat yang memukau dan memiliki banyak potensi di Maluku Utara , Kiswanto mengingatkan para pengunjung untuk tetap berhati-hati, karena ada beberapa buaya besar yang masih berkeliaran di sana dan pernah menjadi ancaman serius bagi jiwa manusia.

***