TALIABU– Proyek optimalisasi air bersih bawah laut Pulau Limbo di Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara yang kembali dianggarkan sebesar 28 miliar hingga kini belum dikerjakan.

Padahal, di bagian Utara Pulau Taliabu sendiri sudah mulai memasuki musim ombak dan angin kencang. Lokasi proyek air bersih yang akan dilakukan pemasangan pipa dasar laut juga menghadapi musim yang sama, warga kuatir pemasangan pipa bawah laut tidak akan optimal dan proyek kembali gagal seperti proyek sebelumnya yang menelan dana sebesar 42 miliar.

Dari pantauan media seputartaliabu dilapangan, material pipa, pemberat dan lainnya belum terlihat berada dilokasi, padahal pekerjaan optimalisasi proyek air bersih ini seharusnya sudah dimulai dari bulan oktober.

Masyarakat di dua Desa yang bermukim di Pulau Limbo berharap proyek ini segera dikerjakan, mereka mengaku trauma dengan proyek sebelumnya yang menelan anggaran 42 miliar namun tidak kunjung berhasil dan tidak dirasakan manfaatnya.

penjabat kepela Desa Limbo kepada jurnalis mengaku hingga saat ini tidak melihat adanya aktifitas dari pihak rekanan yang berada di lokasi pekerjaan.

“belum ada tanda-tanda proyek ini mau dikerjakan. biasanya kalau sudah mulai kerja sudah terlihat ada pipa dilokasi ada kapal untuk dikerjakan,” kata kepala Desa rabu (29/11/2023).

Sementara itu Badan Prasarana Permukiman WIlayah (BPPW) Maluku Utara, saat dikonfrimasi awak media ini menjelasakan, bahwa beberapa material yang dibutuhkan dilapangan sedang dikerjakan di luar Pulau Taliabu.

seperti pembuatan beton dan jangkar untuk meneggelamkan pipa air didasar laut. Direksi BPPW Acim katakan , beton dan jangkar yang sementara ini dibuat memiliki bobot yang sangat berat, beton memiliki berat 1,5 ton sementara jangkar seberat 1 ton.

“Minggu ke tiga bulan Desember proyek ini mulai berjalan, kan sisah menunggu material lainnya yang dikerjakan di laur seperti beton dan jangkar. Kalau untuk pipa sudah disiapkan,” jelas Acim kepada media ini beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.

Pihak balai juga katakan, pada proyek yang kedua ini, pihak rekanan menyediakan 3 kapal untuk membantu melancarkan pekerjaan. Sebelumnya, pada pekerjaan yang menelan dana 42 miliar, pekerjaan dilakukan dengan menggunakan 1 kapal yang dibantu dengan rakit bambu dan kayu, alhasil proyek sebelumnya gagal.

“nanti ada tiga (3) kapal yang akan dipakai saat pekerjaan berlangsung. dua kapal lct dan satu kapal lagi menggunakan kapal takbut,” jelas Acim.

ditanya soal musim ombak di Utara Taliabu, pihak Balai optimis akan bisa dikerjan. Direksi balai pada pekerjaan air Limbo katakan ombak dalam sehari hanya berlangsung dua jam saja. mereka menargetkan, air akan bisa dinikmati oleh warga pada bulan April tahun 2024.

***

Jurnalis. Phep