TALIABU – Dunia adalah tempat yang fana, tempat manusia diuji antara kebaikan dan keburukan, antara iman dan hawa nafsu. Segala yang tampak indah di dunia ini—harta, tahta, popularitas, dan kenikmatan—hanyalah fatamorgana yang akan sirna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kalian, serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan…”(QS. Al-Hadid: 20)

Ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan penuh tipuan. Jika manusia terlalu cinta dunia, ia bisa lupa pada akhirat, lupa pada tujuan utama penciptaannya: menyembah Allah dan mencari ridha-Nya.

Banyak orang terperdaya oleh gemerlap dunia. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan agama demi mengumpulkan kekayaan. Padahal, harta yang dikumpulkan tidak akan dibawa ke dalam kubur. Yang akan menemani kita hanyalah amal perbuatan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”(HR. Muslim)

Artinya, seorang mukmin tidak boleh terbuai oleh kenikmatan dunia, melainkan harus menahan diri, bersabar, dan memperbanyak amal shaleh demi kehidupan yang abadi di akhirat.

Bukan berarti kita harus meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi jangan sampai dunia menguasai hati kita. Gunakan harta, waktu, dan kesempatan di dunia ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jadikan dunia sebagai ladang amal, bukan tujuan hidup.

Mawan Mawan
Editor
Mawan Mawan
Reporter