TALIABU – Banjir yang melanda sekolah SMA I Pulau Taliabu  membawa dampak buruk bagi guru dan siswa/i disekolah tersebut. Salah satunya adalah proses kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu.

Amatan Jurnalis, selain menganggu aktivitas belajar mengajar, banjir juga memberikan dampak negatif bagi kesehatan lingkungan.

Julfiani Jurdin (17) salah satu siswi mengatakan bencana banjir membawa dampak yang sangat buruk bagi kelangsungan proses belajar mengajar disekolah.

“Akibat dari banjir ini sangat tidak menyenangkan sampah sampah terlihat dimana mana, kami yang mengikuti proses belajarpun tidak bisa belajar dengan efektif seperti sebelumnya,” tutur Julfiani beberapa hari yang lalu.

Kondisi air yang merendam lingkungan sekolah

Bukan hanya Jufiani yang menyoroti dampak banjir tersebut, Meyvila (17) juga ikut berkomentar. Kata dia, kondisi banjir sangat berpengaruh buruk pada keseragaman atribut sekolah. Semua nampak amburadul ketika musim penghujan tiba.

“Keadaan ini sungguh di sayangkan, kami terpaksa harus gunakan sendal ketika ke sekolah,” ujar Mey.

Ia juga menambahkan, selokan air di sekolah ini sangat minim, banyaknya sampah dan kurangnya kesadaran warga sekolah menjaga lingkungan menjadi salah satu penyebab terjadi nya banjir.

Menanggapi persoalan tersebut, Kepala sekolah SMA I Pulau Taliabu, Dahlan Fazir mengatakan bahwa pihak sekolah telah melakukan komunikasi sekaligus koordinasi dengan pemerintah Provinsi Maluku Utara.

“Kondisi ini sudah saya laporkan ke pemerintah provinsi, tinggal saja kita lengkapi permintaan yang diminta yaitu lampiran foto dan video saat sekolah dilanda banjir,” katanya saat dikonfirmasi belum lama ini.

Kata dia, program pengembangan sekolah telah ia rencanakan pada tahun 2024 mendatang yakni penambahan bangunan dan renovasi.

“Kemarin saya sudah lobi ke provinsi untuk bangunan yang rusak, tetapi menu untuk merehab belum ada,”

Lanjutnya, pihak sekolah bakal berkolaborasi dengan dinas pendidikan provinsi untuk berupaya membangun bangunan yang baru.

“Saya dan teman teman guru serta pekerja dinas pendidikan lainnya akan berupaya membangun tujuh bangunan diantaranya, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang osis, Kantor, Ruang Guru dan beberapa ruangan lainnya lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU),” tutupnya.

***
Jurnalis : TIM Jurnal Sekolah (MG)